Detik-Detik Proklamasi
“Saudara-saudara sekalian! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh
tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air
kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk
mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita
tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita
untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman
Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi
pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita
percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar
mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita
sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri,
akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah
mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh
Indonesia, permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa
sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami:
Demikianlah
saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan
lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita
menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka,
kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu“.
***
17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB
Kediaman Bung Karno, Gedung Proklamasi di Jl Proklamasi (dulu Jl Pegangsaan Timur) 56, Jakarta Pusat.
Pembacaan teks proklamasi berlangsung khidmat. Hebat bukan? Akhirnya Indonesia Merdeka setelah dijajah sekian lamanya.
Tapi yang lebih menarik disini adalah duo yang mengatas namakan bangsa Indonesia, siapa lagi kalau bukan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Di rong-rong, diculik, bahkan diancam agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Coba bayangkan? Apa enggak stress noh 2 orang yang termasuk golongan tua ini menerima perlakuan seperti itu? *membayangkan*
Betapa besar hati keduanya. Dihari H pun bung Karno masih bisa tampil ganteng berwibawa walau malarianya kumat.Ya, malaria yang didapat waktu beliau diasingkan ke Bengkulu yang waktu itu terkenal sebagai sarang malaria. Walau telah disepakati proklamasi dibacakan pukul 10.00 pagi, rupanya rakyat tidak sabar. Lagi-lagi mendapat desakan. Soekarno kekeuh proklamasi harus dibaca tepat waktu, beliau tidak mau membaca Proklamasi tanpa didampingi partnernya, Moh. Hatta. Oke, saat itu bung Hatta datang 5 menit sebelum jam 10.00 Belum terlambat memang. Konon katanya Bung Hatta kesiangan karena belum mempunyai istri yang bisa membangunkannya hahaa.. *bayangkan jika jadwal pembacaan proklamasi lebih pagi lagi pasti Bung Hatta terlambat kan XDD*
Saya sendiri ketika membaca-baca buku sejarah kadang heran. Kenapa semuanya seperti bergantung kepada Soekarno-Hatta? Bahkan usulan Moh. Hatta untuk penandatanganan Teks Proklamasi seperti Declaration of Independence America ditolak mentah-mentah, dengan alasan tidak mau anggota PPKI yang buatan Jepang ikut menandatanganinya. Masuk akal memang. Tapi saya curiga sebenarnya Soekarno-Hatta ini bakal dijadikan tubal jika setelahnya terjadi apa-apa. Yah karena hanya ada nama beliau-beliau ini di atas kertas.
Mundur lagi, kalau saja tidak ada peristiwa Rengasdengklok, mungkin Indonesia tidak akan merdeka pada tanggal 17 Agustus. Kata orang bijak terburu-buru akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal atau malah tidak baik. Mungkinkah jika pemuda tidak mendesak Soekarno-Hatta dan sedikit bersabar akan menjadikan bangsa Indonesia yang lebih baik untuk saat ini? Melihat tidak sedikit orang Indonesia yang merasa tidak puas dan bahkan ada yang merasa belum merdeka. Ng.. Saya pribadi, jujur merasa tanggal kemerdekaan Indonesia tidak atau kurang hoki.
Sekian, itu tadi hanya pendapat saya dengan sedikitt ngelaba(?)
Jangan terlalu dianggap serius, Oc? XDD
. DIRGAHAYU 68 .
NEGARA KESATUAN REPRUBLIK INDONESIA
Doa makhluk sederhana seperti saya gak pernah muluk-muluk, semoga Indonesia menghasilkan SDM yang lebih lebih dan lebih bermutu^^
Saya orang Indonesia dan Saya bangga!
Atas nama ordo primates,
Siamang
saya sedikit mengutip pernyataan anda tentang "kalau saja tidak ada peristiwa Rengasdengklok, mungkin Indonesia tidak akan merdeka pada tanggal 17 Agustus. Kata orang bijak terburu-buru akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal atau malah tidak baik. Mungkinkah jika pemuda tidak mendesak Soekarno-Hatta dan sedikit bersabar akan menjadikan bangsa Indonesia yang lebih baik untuk saat ini?"...
BalasHapusHal serupa pernah dilontarkan almarhum eyang kakung saya ketika peringatan kemerdekaan RI 1990m satu tahun sebelum kepergian beliau menghadap ilahi. Sebagai salah satu anggota pemuda yang ikut menodongkan pistol ke arah bung karno (tak pernah diungkap dalam sejarah manapun). Beliau dan pak sukarni teman semasa sekolah di Hooges School Surakarta, jg merasa 'agak menyesal' dengan keputusan yang terburu-buru tersebut. Darah muda pikirannya tidak pernah panjang.
namun belajar lagi dari proses demokrasi negara-negara besar seperti amerika dan perancis, dimana mereka membangun demokrasi sehingga mendapat predikat negara maju dengan demokrasi yang cukup baik lebih dari 300 tahun semenjak perang kemerdekaan mereka dimulai. Jika dibandingkan dengan mereka, kemerdekaan indonesia adalah bayi yang baru lahir.. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah terus belajar tanpa henti. Ambil yang baik dan buang yang buruk. Petiklah hikmah dari seluruh perjalanan bangsa inim apapun itu.
Salam MERDEKA!!!
wah, eyang kakung nana salah satu saksi sejarah (y)
Hapussetuju nana, peristiwa apapun entah itu baik atau sebaliknya pasti ada himahnya :)
MERDEKA!!