Persahabatan Kepompong [Udah Kepo Rempong Pula]



Mbak-mas yang hidup sejaman sama saya pasti tahu lagunya Sindentosca ini kan? Lagu yang pernah menjadi soundtrack sinetron kekinian di televisi pada jamannya. Menceritakan persahabatan beberapa anak abg yang seperti layaknya anak baru gede-anak baru gede gitu.. Alay!

Ngomongin sahabat, menurut penelitian, tapi saya taunya dari temen sekaligus sahabat saya sewaktu kuliah kerja nyata dahulu, yang mana dia diberitahu oleh dosennya, bahwa
"Yang namanya sahabat itu cuma ada satu"
Benar-benar dalam artian hanya satu. Bukan satu yang hanya ada satu di dunia, tapi satu sahabat di suatu tempat, suatu waktu, suatu kejadian atau sejenisnya. Misalnya, saya. Di kampus, hari perkuliahan biasa, saya biasa jalan berempat dengan teman-teman dekat. Orang mengira kami bersahabat, kenyataannya hanya satu dari tiga orang teman dekat saya tadi yang bisa disebut sebagai sahabat. Berempat dari kami masih baik-baik saja, walaupun semua dari kami menyadari bahwa saya cenderung lebih dekat dengan satu orang. Sewaktu kuliah kerja nyata, sepuluh orang di tim kami berteman baik, namun hanya ada satu saja sahabat (yang ngasih tau saya tadi nih). Di dunia kerja pun seperti itu, dari banyaknya intrik sirik sirik dari sekian banyak orang hanya ada satu orang yang bisa saya sebut sebagai sahabat. Gak perlu dijelaskanlah ya definisi sahabat itu seperti apa, kalian semua pasti tau kan? Jadi menurut kami (saya dan sahabat kkn waktu itu), persahabatan di sinetron kala itu hanyalah sebuah pertemanan sekelompok anak manusia yang mengaku-aku menjalin sebuah persahabatan. Demi apapun persahabatan yang melibatkan lebih dari dua nyawa bukanlah persahabatan. Jadi jangan percaya jika di suatu kejadian kamu bertemu dengan seonggok manusia yang dengan cepatnya mengganggap kamu sebagai sahabatnya. Ohh bisa, bisa saja sebuah persahabatan terjadi dengan cepat, jika seonggok manusia tadi mengakui orang lain di sekitar kalian juga sebagai sahabatnya. Sangat jelas itu bukan persahabatan, karena sesungguhnya dia mendekatimu hanya untuk sebuah atau beberapa buah kepentingan. Hahahaaa.. 

Persahabatan ala saya mah sederhana aja. Kalian tau? Kita gak pernah kasih-kasihan apalah istilahnya tuker-tukeran barang ala-ala kado silang. Boro-boro ngasih surprise di jam 00.00  pas hari ulang tahun, didoain yang baik-baik aja kita bersyukur. Kado mah tetap ditagih walo pada akhirnya doa juga yang diterima hahahaa.. Istilah jaman sekarang tuh, gak usah nuntut ini itu ke sahabat, gak usah terlalu dipamer-pamerin hubungan persahabatan kita, jalanin dulu ajalah gitu, siapa tau selamanya yaa hehehee..

Saya yakin dan percaya bahwa sahabat itu selamanya (syarat dan ketentuan berlaku: yaaa yang itu tadi cuma satu). Kalo kalian kurang pinter pasti bakal protes, "gimana sih mang? katanya jalanin dulu? katanya sapa tau selamanya? berarti kayak pacaran dong, bisa putus di tengah jalan?"
Itu sindiran, sayaaang.. Itu buat mereka yang dengan mudahnya berhubungan dengan mengatasnamakan persahabatan, padahal enggak. Misalnya nih, si A berteman dekat dengan B, si A mendeklarasikan pada dunia bahwa si B adalah sahabatnya. Ditambah di setiap "persahabatannya" tadi, si A selalu memamerkannya pada dunia, pertemanan ala-ala barbie yang selalu bersama, tukar-tukaran kado kecil, saling memuji, dan lain-lain. Semuanya tampak indah, sampai suatu ketika mereka ada masalah. Si A berlari ke pelukan si C dan tidak pernah terlihat bersama lagi dengan B, kemudian kembali lagi dia perlihatkan pada dunia kisah tadi. Kali ini dengan C dan tidak lupa dia perlihatkan pula pada dunia hancurnya persahabatan dia dengan B, saling ejek memakai inisial-inisial agar terlihat sedikit misterius mungkin, LOL! Kemudian ketika ada masalah lagi dengan si C, dia berpindah ke D atau dengan tidak tau malunya dia bisa kembali pada B atau orang baru lainnya yang ada disekitarnya dalam waktu relatif singkat. Tidak lupa memamerkan setiap kisahnya pada dunia. Begitu terus selama-lamanya. 
Kisah si A tadi bukan mencerminkan sikap persahabatan. Tindakan mencari 'sahabat' baru lagi di setiap ada masalah merupakan ciri-ciri seorang yang tidak bertanggung jawab loh, apalagi ditambahi dengan pemberitahuan pada dunia kalau seolah-olah kamu itu korban. Mencari pembenaran di setiap masalahmu, mencari suara pembelamu ketika kamu tertimpa masalah. Jangan, sayaang! Kalau kamu anak sekolah dasar atau taman kanak-kanak mah wajar. Namun ketika kamu sudah dewasa, kamu sudah menyandang gelar pendidikan, kamu sudah bersiap untuk menjadi orang tua, apa kamu masih akan tetap seperti itu?  
Ulat saja bisa berubah menjadi kupu-kupu. Perjuangan kupu-kupu keluar dari kepompongnya itu sangat berat, sayaang. Kalau kamu memilih tidak menyelesaikan masalahmu, selamanya kamu hanya akan jadi kepompong yang tidak bisa terbang layaknya kupu-kupu. Mau?

Udah ahh, bahas persahabatannya..

Daripada memakai istilah persahabatan, saya lebih prefer ke istilah pertemanan. Teman pun terbagi menjadi banyak kan yaa.. Seperti saya tadi misalnya, ada sekitar 120 teman satu jurusan di angkatan saya, 40 teman sekelas, 10 teman kumpul asik, dan hanya 3 yang menjadi teman dekat saya, yang salah satunya merupakan sahabat. Jujur saja, lingkup pertemanan saya tidak terlalu luas, namun semua teman saya semoga tidak ada yang lupa, menjauh, (amit-amit) memusuhi saya yaaa..

Kembali ke judul. Kepompong [udah kepo rempong pula]. Wajar terjadi di dalam hubungan persahabatan dan pertemanan. Kepo itu tanda kita peduli, you know? Akhir-akhir ini saya sering mendengar istilah kepo dipakai sebagai senjata seseorang jika enggan menjawab sebuah pertanyaan. Gak papa, gak ada yang melarang kamu untuk menjawab dengan menggunakan istilah kekinian tersebut. Tapi apa kamu tahu, tidak semua orang yang menginginkan jawaban darimu sedang dalam kondisi psikologi yang baik. Bagaimana jika mereka atau saya, benar-benar menginginkan jawaban serius darimu karena memang saya tidak tahu atau bahkan karena sedang sungguh-sungguh bersimpati padamu? Pernahkah kamu berpikir kebalikannya? Ketika kamu bertanya sesuatu yang menurutmu adalah bentuk perhatian dan kepedulian, jawaban yang kamu dapat sebuah kata singkat, terlebih menggunakan nada tinggi meremehkan.

Kalau saya pribadi sih gak masalah dengan jawaban itu, toh saya cenderung atau memang tidak terlalu bersimpati apalagi empati pada suatu peristiwa apapun. Bahkan ada yang bilang, "Siamang kalau komentar sangat-sangat tidak penting". Memang!
Saya memang berlagak kepo yang tidak penting untuk beberapa orang yang tidak penting juga tentunya huehehehee.. Karena saya meragukan, kalau misalnya saya seriusan menanyakan sesuatu yang penting kamu bisa gak menjawabnya?
Toh keponya saya tidak dibarengi dengan rempong kan yaa? Saya kepo untuk kepentingan pribadi. Sekedar tau, habis itu udah. Lupa! Jadi jangan terlalu percaya diri, sayaang.. mengatakan saya sebagai penyebar gosip, ngomongin tentang kamu ke mana-mana. Ketahuilah, mungkin saja yang menceritakan tentang saya padamu adalah orang yang sama dengan orang yang sering menceritakan kejelekanmu pada orang-orang lain, termasuk saya. Dan saya masih di sini, pendengar pasif, menjaga hati, kadang membelamu dalam candaan. Dan kamu tidak tahu itu kan, sayaang?!

Fin.

Jadi kenapa saya nulis ini sekarang? Gak kemaren-kemaren? Gak empat atau lima tahun lalu?
Seperti biasa kan yaaa.. Karena saya pingin nulis dan momennya pas, atau tidak. hahahaa
Saya diblokir dari jejaring sosial orang di satu lingkup kerja. Bukan sahabat. Tenang saja, persahabatan maupun lingkup pertemanan saya sehat, kalau bicara langsung pada yang bersangkutan. Kali ini saja saya ingin menulis, boleh dong? Monggo dibaca tulisan saya. Kalaupun ada yang seperti itu di lingkup pertemanan saya, ya mungkin mereka korban baper yang mengait-kaitkan tulisan saya dengan kisah mereka, menganggap saya pro salah satu pihak yang bukan pihaknya. Monggo.. Silahkan berasumsi.
Saya menulis sambil teringat akan masa lalu, dahulu kamu minta difollback dan sejenisnya, meminta sampai segitunya, tapi kenapa kau campakan aku seperti kau mencampakan 'sahabat-sahabat' terdahulumu? Hahahaaa..
Tapi satu yang harus kamu ingat, sayaang.. Selamanya saya ada di pihak netral. Lupakan hastag 2019gantipresiden, lupakan hastag jokowi2periode. Salam damai Indonesiaku.



Peace and Love, 
Siamang

Komentar

Postingan Populer